Bahasa pemrograman dan semicolon


Dalam pemrograman, setiap akhir dari suatu perintah atau syntax, pasti diakhiri dengan titik koma ( ;). Memang tidak semua bahasa pemrograman menggunakan hal tersebut. Ketika mulai belajar pemrograman, titik koma atau semicolon akan ditemukan. Akan tetapi, ketika ada pertanyaan, kenapa diakhiri dengan titik komat atau semicolon ??

Nah jawaban yang didengar kadang beragam. Ada yang menjawab, "Hmm, ya itu karena bahasa pemrogramannya" atau "Memang seperti itu aturannya". Jawaban ini bisa dianggap benar, namun kurang tepat.

Dahulu, ketika bahasa pemrograman dikembangkan. Diperlukan suatu tanda untuk mengakhiri suatu statement atau pernyataan. Jadi kita bisa memasukkan pernyataan yang sangat panjang, sehingga menggunakan banyak baris dan jangan lupa dikakhiri dengan seicolon. Dahulu ketika harga memori sangatlah mahal dan pemprosesannya juga lama, maka program dibagi menjadi statement atau pernyataan terpisah. Maka digunakan suatu tanda untuk menandakan akhir dari statement itu. Setelah dicoba beberapa tanda, hal ini memunculkan kontradiksi dengan bahasa manusia. Contoh jika menggunakan koma ( , ) programmer bisa saja bingung antara bahasa pemrograman dan bahasa yang ia gunakan sehari-hari. Jika menggunakan titik ( . ) juga muncul kontradiksi karena seperti yang kita tau, tipe data real menggunakan titik walaupun dalam kesehariannya kita menggunakan koma untuk bilangan real atau desimal.

Maka diputuskan untuk menggunakan tanda semicolon atau titik koma. 

sumber : stackoverflow

3 komentar:

  1. kereennn, jarang loh orang mempertanyakan/membahas bahasa pemrograman...nice artikel bro :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama gan... di blog ini membahas hal-hal kecil di pemrograman bukan tutorial. Nantikan project-project yang akan di share :)

      Hapus

Most Popular